Hati-hati! Serangan Spyware Tanpa Klik Ancam Pengguna WhatsApp, Begini Cara Melindungi Diri
![]() |
gambar ilustasi/pixabay |
MARIT TEKNO - Pernahkah Anda mendengar cerita tentang seseorang yang tiba-tiba kehilangan akses ke akun media sosialnya? Awalnya, mungkin terdengar seperti kisah horor digital yang jauh dari kenyataan.
Namun, dengan ancaman siber yang semakin canggih, hal ini bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja.
Baru-baru ini, WhatsApp, aplikasi perpesanan populer milik Meta, mengungkapkan bahwa sejumlah penggunanya menjadi target serangan spyware berbahaya. Menurut laporan dari The Guardian, hampir 100 jurnalis dan aktivis diduga menjadi sasaran serangan ini.
Spyware tersebut, yang dikenal dengan nama Graphite, diduga berasal dari perusahaan keamanan siber Israel, Paragon Solutions, yang baru-baru ini diakuisisi oleh perusahaan investasi Amerika Serikat.
Serangan Tanpa Klik: Bahaya yang Tak Terlihat
Salah satu hal yang membuat serangan ini lebih mengerikan adalah metodenya yang dikenal sebagai zero-click attack atau serangan tanpa klik.
Berbeda dengan metode peretasan biasa yang mengharuskan pengguna mengklik tautan atau mengunduh file berbahaya, serangan ini bekerja secara diam-diam tanpa perlu interaksi pengguna. Dengan kata lain, perangkat bisa terinfeksi tanpa pemiliknya menyadari apa pun!
Serangan serupa sebelumnya juga dilakukan menggunakan spyware Pegasus, yang berhasil menginfeksi lebih dari 1.400 perangkat.
Begitu perangkat terinfeksi oleh Graphite atau Pegasus, peretas bisa mendapatkan akses penuh, termasuk membaca pesan terenkripsi di WhatsApp dan Signal, mengakses file pribadi, hingga mengaktifkan mikrofon dan kamera tanpa izin pemiliknya.
WhatsApp Bertindak, Tapi Ancaman Masih Mengintai
WhatsApp telah menginformasikan sekitar 100 penggunanya yang berpotensi menjadi korban serangan ini.
Namun, identitas dan lokasi mereka tidak diungkapkan demi alasan keamanan. Sebagai tindakan pencegahan, WhatsApp mengirimkan surat perintah penghentian operasi kepada Paragon Solutions dan sedang mempertimbangkan langkah hukum lebih lanjut.
Meta, induk perusahaan WhatsApp, juga menegaskan komitmennya untuk melindungi pengguna dari ancaman spyware ilegal.
"Kami akan terus melindungi hak pengguna untuk berkomunikasi secara privat dan aman," tegas perwakilan WhatsApp.
Sementara itu, Paragon Solutions dikabarkan baru saja menandatangani kontrak senilai USD 2 juta dengan Departemen Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE).
Kontrak ini mencakup layanan spyware mereka, termasuk lisensi, perangkat keras, dan pelatihan. Hingga saat ini, Paragon belum memberikan tanggapan resmi terkait tuduhan peretasan yang dilayangkan terhadap mereka.
Lindungi Data Anda! Ini Langkah yang Bisa Dilakukan
Dengan ancaman siber yang semakin canggih, melindungi keamanan digital bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menjaga perangkat tetap aman:
Gunakan Aplikasi dengan Enkripsi End-to-End
WhatsApp dan Signal sudah menggunakan teknologi ini, tetapi tetap waspada terhadap potensi eksploitasi.
Selalu Perbarui Perangkat Lunak
Pastikan sistem operasi dan aplikasi Anda selalu diperbarui agar tidak rentan terhadap eksploitasi keamanan terbaru.
Hindari Mengklik Tautan Mencurigakan
Jangan sembarangan membuka tautan atau mengunduh file dari sumber yang tidak dikenal.
Gunakan Autentikasi Dua Faktor (2FA)
Tambahkan lapisan keamanan ekstra pada akun WhatsApp dan media sosial Anda.
Hati-hati dengan Izin Aplikasi
Periksa izin yang diminta oleh aplikasi di ponsel Anda. Jangan berikan akses yang tidak perlu.
Gunakan VPN Saat Terhubung ke Jaringan Publik
VPN bisa membantu mengenkripsi lalu lintas internet dan melindungi data dari peretas.
Segera Laporkan Jika Ada Aktivitas Mencurigakan
Jika mencurigai perangkat Anda telah diretas, segera hubungi layanan pelanggan aplikasi terkait dan ganti kata sandi Anda.
Kesimpulan: Waspada, Bukan Panik!
Di era digital ini, ancaman keamanan siber semakin nyata dan bisa menargetkan siapa saja, mulai dari aktivis, jurnalis, hingga pengguna biasa.
Serangan zero-click seperti yang dilakukan Graphite menunjukkan bahwa kita harus lebih waspada dalam menjaga privasi dan keamanan data.
Dengan mengikuti langkah-langkah perlindungan yang telah disebutkan, Anda bisa meminimalkan risiko menjadi korban peretasan.
Keamanan digital bukan hanya tanggung jawab perusahaan teknologi, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai pengguna.
Tetap waspada, tetap aman, dan jangan biarkan peretas mengambil alih privasi Anda!***